Assalamualaikum :)
terimakasih sudah mengunjungi blog saya , semoga bermanfaat ^^

Selasa, 24 April 2012

tatap menatap , ckckck :D



Minggu, 15 April 2012

6 Langkah Menjadi Pendengar yang Baik

1. Fokus pada lawan bicara

Sesibuk apapun Anda, hentikan sementara sifat multitasking saat sedang mendengarkan lawan bicara. Tunjukkan bahwa Anda fokus pada apa yang sedang dibicarakan. Simpan dulu ponsel Anda, abaikan dulu bunyi ringtone yang mengganggu pembicaraan (kecuali jika benar-benar urgent, tentunya), dan pastikan Anda tidak melewatkan sedikitpun bahan obrolan.


2. Hindari memotong pembicaraan

Memotong dan menyela pembicaraan bukan hal yang baik untuk dilakukan, terutama saat obrolan semakin serius. Selain tidak menunjukkan etiket yang baik, memotong pembicaraan juga tidak menunjukkan hormat Anda pada lawan bicara. Tahan dan bersabarlah sampai lawan bicara menyelesaikan kalimatnya.



3. Tunjukkan reaksi

Tunjukkan bahwa Anda mendengarkan ceritanya dengan menjaga kontak mata dan melihat langsung pada lawan bicara. Tunjukkan pula reaksi Anda dengan ekspresi wajah, seperti mengangguk atau mengernyitkan dahi.



4. Buka pikiran Anda

Cobalah posisikan diri Anda sebagai lawan bicara. Rasakan apa yang dialaminya. Hindari terlalu banyak berasumsi dan menghakimi dengan pola pikir yang sempit. Buka pikiran Anda atas kondisi yang dialaminya secara keseluruhan, tidak hanya obrolannya saja.



5. Hindari fokus pada diri sendiri

Saat lawan bicara mengeluarkan keluhannya, Anda mungkin akan terdorong untuk menceritakan pengalaman yang sama yang Anda alami. Ingat, fokus pembicaraan ialah lawan bicara Anda, bukan Anda. Jangan sampai rekan Anda yang mau curhat, malah dicurhati balik oleh Anda.



6. Aktif merespon obrolan

Seorang pendengar yang baik tidak hanya akan menyediakan telinga untuk lawan bicaranya. Dalam mendengarkan obrolan, Anda juga harus aktif memberi respon. Tidak hanya sekedar “oh…” atau “ya, lalu?” tapi sampaikan juga pendapat Anda tentang apa yang sedang dibicarakan.



sumber : kaskus

Jumat, 13 April 2012

10 Kebiasaan Seputar Kecantikan yang Berisiko Kepada Kesehatan

1. Tidak pernah mencuci kuas make-up

Kuas kosmetik yang Anda masukkan di tas make-up adalah sarang penyakit dan kuman. Jika Anda tidak pernah membersihkan alat kosmetik Anda - paling tidak sekali sepekan - mereka akan terkontaminasi oleh sel kulit mati, minyak, bahkan bakteri.

Hasilnya? Penyakit seperti reaksi alergi dan infeksi pada kulit. Jadi, jadikan membersihkan alat kosmetik sama pentingnya dengan membersihkan muka Anda. Sedikit shampoo bayi, air hangat, dan sedikit sabun cukup membantu.



2. Meminjam lipstik dan make-up mata

Anda meninggalkan make-up mata Anda di rumah, tetapi pulang kantor nanti ternyata ada acara. Ah, pinjam make-up saja dari teman kantor. Itu mungkin terdengar praktis, tetapi memakai lipstik dan make-up mata milik orang lain bukanlah ide yang bagus.

Bibir, mulut, dan tenggorokan adalah rumah bagi segala macam kuman dan Anda tidak bisa menebak apakah teman Anda itu bebas kuman hanya dari melihatnya saja. Selain virus flu dan demam yang berpotensial menjangkiti Anda, bibir bisa pecah dan berdarah, dan akhirnya mentransfer penyakit yang mengeram di darah.

Selain itu, bakteria seperti Staphylococcus aureus, yang bisa menyebabkan infeksi kulit parah, sering ditemukan di make-up mata. Konjungtivitis (radang mata) dapat dengan mudah ditularkan juga.



3. Meminjam gunting kuku dan pengikir kuku

Bahkan berbagi gunting dan pengikir kuku dapat mengancam kesehatan Anda. Setitik darah yang menempel dari kulit sekitar kuku dapat menularkan kuman tak terlihat kepada pengguna selanjutnya melalui celah kulit.

Tentu saja, teman Anda tidak terlihat dikerubungi lalat - tetapi mungkin saja mereka mengidap Hepatitis B, penyakit yang merusak hati, tanpa Anda sadari.



4. Menggunakan kosmetik kedaluwarsa

Lipstik favorit Anda sudah tidak diproduksi lagi. Jadi tak salah dong, jika Anda masih menyimpan lipstik buatan tahun 2002 tersebut? Seperti makanan, kosmetik juga memiliki tanggal kedaluwarsanya - dan tetap menggunakannya setelah kedaluwarsa akan menyebabkan infeksi.

Selalu cek tanggal kedaluwarsa yang tercetak di kotak kemasan lipstik. Selain itu, ingatlah: Kebanyakan bedak, concealer, dan lipbalm hanya tahan beberapa tahun. Pelembap tidak bisa tahan lewat dari enam bulan karena mereka mengandung asam lemak, yang tidak bisa bertahan lama.

Pensil alis dapat bertahan beberapa tahun, kecuali Anda membasahkan ujungnya dengan ludah atau air. Tetapi maskara dan make-up mata secara umum harus diganti paling lama setelah tiga bulan pemakaian. Alas bedak dapat bertahan setahun jika Anda tidak langsung menyentuhnya dengan tangan Anda. Simpan kosmetik di tempat yang dingin dan kering di luar kamar mandi untuk menjaga keawetannya.



5. Menggunakan eyeliner di dalam garis bulu mata

Tidak peduli seberapa banyak selebriti yang menggunakan eyeliner di dalam garis bulu matanya, hindari! Para dokter memperingatkan bahwa hal ini dapat menyumbat pori-pori minyak, yang membantu produksi air mata, di pinggiran kelopak mata Anda. Jika lubang pori itu tersumbat, Anda akan menderita sindrom mata kering, yang dapat menyebabkan radang. Jika tidak dirawat, itu bisa merusak mata dan menyebabkan kebutaan.



6. Tidak berhati-hati di salon kuku

Pengalaman dimanjakan yang sempurna -- spa kaki yang diikuti pedicure mewah. Tapi hati-hatilah dengan tempat Anda melakukan perawatan, dan perhatikan baik-baik kebiasaan dari terapisnya. Jika sebuah spa tidak melakukan pembersihan secara berkala ke bak kaki dengan pembersih anti-jamur maka tempat itu bisa menjadi lahan subur infeksi untuk kaki.

Menggunakan alat yang sama untuk setiap klien juga bisa menularkan kutil, yang disebabkann oleh virus papiloma manusia (HPV), juga bakteri dan infeksi jamur. Semua alat harus melalui cairan pembasmi kuman sebelum berganti klien.



7. Melakukan 'spa ikan'

Ikan-ikan kecil menggigit kaki Anda adalah perawatan yang paling terkenal saat ini -- tapi pastikan spa anda melakukan pemeriksaan sebelumnya. Meski risiko kontaminasi kecil, kemungkinan itu akan bertambah jika klien memiliki luka di kaki atau baru saja mencukur dan waxing.

Jadi pastikan terapis anda memeriksa kondisi kesehatan dan melakukan pemeriksaan di bagian kaki dulu, dan memastikan bak kaki sangat bersih. Orang yang memiliki luka harus dirawat dulu dan orang yang memiliki psoriasis atau diabetes harus menghindari spa ikan ini.



8. Mengabaikan ketidaknyamanan di salon rambut.

Hati-hati dengan pegal menyakitkan di daerah leher saat rambut anda dicuci di salon. Penelitian menyebutkan bahwa posisi tidak nyaman saat Anda sedang dikeramasi di salon, dalam beberapa kasus, dapat menyebabkan stroke. Ini terjadi karena arteri di leher tertahan, memotong aliran darah ke otak.

Hal ini bisa menyebabkan pusing, wajah mati rasa, bahkan penggumpalan darah. Hindari hal itu dengan menggunakan handuk sebagai alas, atau meminta rambut Anda dicuci agak maju.



9. Terlalu sopan di meja pijat

Hati-hati dengan tukang pijat yang memiliki pijatan yang menyakitkan. Pijitan terlalu kencang bisa menyebabkan cedera, seperti tendon putus dan ketegangan otot yang parah.

Selalu bilang kalau merasa tidak nyaman dan berikan umpan balik tentang jumlah tekanan yang baik. "Nyeri selalu merupakan tanda peringatan," ujar seorang dokter. Berhati-hati jika Anda sering mengalami masalah punggung, sedang hamil, atau menderita osteoporosis -- dan pastikan tukang pijat anda memiliki reputasi aman.



10. Tidak melakukan tes rambut anda sebelum mencat rambut anda

Anda sudah mengecat rambut sebelumnya dan ingin mengadakan perubahan penampilan -- jadi mengapa harus melakukan tes seperti yang disarankan label? Karena reaksi akibat alergi bisa muncul dan hasilnya bisa sangat serius.

Senyawa organik yang dikenal sebagai PPD di banyak terdapat di pewarna rambut bisa berujung kepada reaksi anafilaktik dalam beberapa kasus parah -- yang bisa berakibat fatal. Baru-baru ini, seorang remaja dari Inggris bernama Tabatha McCourt pingsan dan meninggal dunia setelah mengalami reaksi ekstrem karena pewarna rambut.

Pewarna rambut yang memiliki label 'alami,' organik' atau 'eco' tidak menjamin kalau tidak ada kandungan PPD di dalamnya. Ada kampanye yang dilakukan untuk melarang PPD, tapi sementara itu lebih baik menggunakan pewarna yang luntur setelah enam pekan atau melakukan tes alergi 48 jam sebelum melakukan pengecatan rambut.

Iain Salin, seorang trichologist, menuturkan: "Bahkan jika Anda sudah mengecat rambut 100 kali sebelumnya, Anda masih bisa menderita alergi kapan saja."



sumber : kaskus

Kamis, 12 April 2012

Rabu, 11 April 2012



AKU , PEREMPUAN YANG MENCINTAIMU

termenung dalam gelap , dalam larutnya malam sunyi ini .
berharap mendapatkan pagi yang indah terhiasi awan .
bibir beku , laku tak tentu .
serentak dengan teriakan jiwa yang masih tertahan .

ingin rasanya aku terbang dan mendarat di landasan hatimu  .
menari dan mengepakan sayap di setiap sudut pikiranmu .
namun sayangnya aku bukan dewi sang sempurna itu .
aku , perempuan yang mencintaimu .

mungkin aku tak sepintar idealis keinginanmu .
aku tak sefasih menafsirkan keinginanmu .
tak sepandai mengerti maksud ucapmu .
namun aku selalu berusaha untuk berlari mencari jalan kebaikan untukmu .

terkadang , kita terasa lelah untuk menapaki kerikil kerikil itu .
melintas melewati badai yang menerjang .
dan menyebrang untuk keluar dari ruang keegoisan .
agar sampai menuju rumah keserasian .

diam ku bukan berarti tak perdulikanmu .
diam ku bukan berarti mengabaikan tulusmu .
diam ku pun tak berarti tak menghargai lakumu .
tetapi diam ku mendengarkanmu untuk mencari celah ketenanganmu .

ditepian hati ini , ulahku terus mengikuti sosokmu .
menunggu kesungguhan janjimu .
memahami walau sering menemukan luapan emosi .
berbicara walau sering tak terindahkan .
aku , perempuan yang mencintaimu hanya ingin kau mengerti arti dengan hatimu :)



TERIAKAN RUMPUT TERABAIKAN

Terperanjat ku dalam mendung langit kala sore itu .
Hitam , kelam , tak beraturan .
Tersadar ku saat hujan menyelimuti mega yang tenggelam .
Deras , kencang terhembuskan angin .

Disini , di tempat ini , sendiri ku berdiri melawan sepi .
Seakan ikut larut dalam rintikan hujan itu .
Yang mengalir kedalam lautan emosi .
Dan menyapanya dengan lamunan kosong tanpa arah .

Akankah ku temukan pelangi di senja itu ?
Setelah ku terpaku dan terhempas dalam hitamnya langit .
Bisikanlah wahai angin ..
Sampaikanlah pada sang Raja Penguasa bumi dan langit ini .

Tak ku mengerti dengan sorak sorai orang yang meneriakan kemenangannya .
Tak ku pahami jalan pikiran mereka .
Mereka yang menengadahkan kepala seakan itu benar milik mereka sendiri .
Merasa meiliki warna warni pelangi dan memliki mega yang memayungi dirinya .

Apakah mereka peduli dengan rumput yang tak tampak warnanya ?
Terinjak dan terlindas oleh kaki kaki kesombongan .
Layu , kotor , terbuang ..
Dan terasingkan serta terabaikan dunia .

Masih adakah harapan untuk rumput itu ?
Lelah rasanya untuk dapat mereka menoleh dan menyapa kehadirannnya .
Sakit terseret oleh debu debu yang menimpanya .
Sulit di percaya inikah garis takdirnya ?

Dan bagaimanakah apabila aku , rumput terabaikan itu bisa meneriakan tentang indahnya pelangi ?
Perihnya mengetahui semua kekejaman mereka dalam kenyataan ini .
Mereka yang memanfaatkan untuk menginjak rumput layu itu agar dapat teraihnya mega .
Asalkan mereka senang tanpa menoleh kanan kiri atas bawah .

Tuhan , adilkah ini ?
Entah apa yang harus ku perbuat dan ku pertanggungjawabkan .
Apakah nanti akhirnya ku bisa menari bebas tanpa tersapu oleh debu itu ?
Keluar dari kelamnya hitam dan derasnya hujan , bisakah aku menemukan pelangi ?

Minggu, 08 April 2012

untukmu calon imamku nanti

saat tubuh ini rapuh , terkoyak dan tak 
terarah .
saat jiwa ini kosong , lemah dan terabaikan .
apakah yang salah dengan diri ini ?
adakah yang peduli ?

sendiriku dalam gelap , sendiriku dalam bayang bayang hitam semu yang entah sampai kapan bisa enyah dari pikiranku .
diam , sunyi , sepi .. ku rasakan sendiri di sudut hati ini .
tak perduli mereka yang disana memperhatikan atau bahkan menertawakan .
apapun itu , terserahlah ..

namun di rasa atau tidak , mimpi atau nyata ..
sesosok raga lain terus menghampiri , mendekat dan ikut merasuki pikiran yang tak beraturan ini .
benci , benci .. kenapa raga itu ikut hanyut dan mengikuti ku !!!
aku tak suka , sekalipun dia sahabatku , teman baik ku .

taukah kau bumi , siapakah sosok itu sebenarnya ?
kenapakah dia terus menghampiriku di saat orang lain tak mau melihatku .
kenapakah dia terus menuju hari hari ku , di saat orang lain membuatku terjebak dalam ruang suram ini .
siapakah kamu , apakah tujuan kamu ?

entah kenapa raga itu masih meneruskan niat dan langkahnya meski hati ini menolaknya pahit .
entah kenapa raga itu terus berjalan seiring detak jam kehidupan berputar .
meski jiwa ini membuatnya tak berdaya dan terpatahkan .
entah , aku tak tahu penyebab ketulusan itu terjadi menolehku.

aku tak mengerti dengan jalannya matahari yang membakar hati ini.
aku tak mengerti dengan bulan yang menenggelamkan ke arah gelap jiwa ini .
namun , di sisi lain kini aku mengerti masih ada bintang yang mau menemaniku meski semua jalan sudah tak terlihat lagi oleh pandangan mataku .
menerangiku sampai aku tersadar dan terperanjat dari mimpi buruk ku .
kaulah bintang itu , sesosok raga yang diam diam mengikuti hati yang lelah ini .

taukah kau angin , apakah yang harus aku sampaikan dikala aku sudah menemukan pelangi setelah derasnya hujan ?
apakah yang harus aku titipkan tentang perasaan baru ini ?
pantaskah aku untuk menerima semua kebaikan dan keluguan hati baru sosok itu ?
pantaskan aku sejajar berdampingan dengannya setelah berbagai kecaman pahit keluar dari mulutku dulu ?

begitu banyak pelajaran bijak yang aku dapat darinya .
tentang bagaimana caranya mengahargai hidup dan memainkan kartu baik ataupun buruk tepat pada posisinya dimanapun dan kapanpun itu .
tentang bagaimana belajar arti cinta sesungguhnya .

Ya Rabb , betapa beruntungnya aku karena semua pertanyaan kelam itu dapat terjawab oleh senyuman tulusnya .
terjawab oleh hati putihnya yang bahkan membuatku tak percaya , sehingga akupun mengikuti pengorbanannya dan mengikrarkan janji sampai ke mahligai suci nanti .
sampai Engkau merestui dan mengizinkan kami dalam ikatan yang tak terpisahkan .


*terimakasih karena kau masih setia di sisi .. untukmu calon imamku nanti , InsyaAllah Tuhan merestui :)

Selasa, 03 April 2012



بِسْــــــــمِ اَللّهِ الرّحْمن الرّحيم 


Saat senyuman tak mampu berbohong,
Saat mata tak mampu membendung air mata,

Saat tubuhku mulai rapuh....Saat itu aku merasa sendiri.
Andai kebahagiaan bisa aku beli pasti aku sudah memilikinya.
Kebahagiaanku saat aku menitikkan air mata dan mereka berkata Aku mengerti kamu seutuhnya.

Wanita dengan kekuatannya, ia menjadi sangat utama dibahunya, ia mampu menahan seluruh beban dunia dan isinya.. Walaupun juga bahu itu harus cukup nyaman dan lembut untuk menahan kepala bayi yg sedang tertidur.

Wanita diberi kekuatan untuk dapat melahirkan bayi dari rahimnya, walau kerap berulangkali menerima cerca dari si bayi itu apabila ia telah membesar.

Wanita diberi keperkasaan yg akan membuatnya tetap bertahan, pantang menyerah saat semua orang sudah putus asa.

Wanita diberi kesabaran jiwa untuk merawat keluarganya walau dia sendiri letih, walau sakit, walau penat tanpa berkeluh kesah.

Wanita diberi perasaan yg peka dan kasih sayang untuk mencintai semua anaknya dalam kondisi dan situasi apapun. Walau acapkali anak-anaknya itu melukai perasaan dan hatinya. Perasaan ini pula yg akan memberikan kehangatan pada anak-anaknya yg mengantuk menahan lelap. Sentuhan inilah yg akan memberikan kenyamanan saat didekap dengan lembut olehnya.

Wanita diberi kekuatan untuk membimbing suaminya melalui masa-masa sulit dan menjadi pelindung baginya sebab bukan nya tulang rusuk yg melindungi setiap hati dan jantung agar tidak koyak.

Wanita diberi kebijaksanaan dan kemampuan untuk memberikan pengertian dan menyadarkan bahwa suami yg baik adalah yg tak pernah melukai istrinya. Walau seringkali pula kebijaksanaan itu akan menguji setiap kesetiaan yg diberikan kepada suami agar berdiri sejajar, saling melengkapi dan saling menyayangi.

Dan wanita diberi air mata, agar dapat mencurahkan perasaannya. Inilah yg khusus kepada wanita agar dapat ia gunakan bila diwaktu apapun yg ia inginkan. Ini bukan kelemahan bagi wanita, karena sebenarnya air mata ini adalah "Air mata kehidupan".

SUBHANALLAH ..


Saat ia marah, sebenarnya ia hanya ingin didekati. 
Ia tidak marah, hanya saja ...ia teramat membutuhkanmu. 
Jika ia beranikan diri menampakan seraut wajah cemburu, itupun hanya usahanya untuk melukiskan ketakutannya. 

Saat tutur katanya meninggi, itu bukan pembelaan, hanya seutas kejujuran. 
Perhatikanlah, memang ia senantiasa ingin dihargai.. 
Namun ketahuilah hatinya tetap menanti. 

Maka bersabarlah, saat ia berisik, mungkin hatinya terusik.. 
Pahamilah dengan kelembutan, agar kelembutannya tetap terjaga dan melembutkanmu. 

Kadang ia hanya mampu diam, menyembunyikan hujan di tepian istana hatinya. 
Kadang ia tersenyum seperti tegar, sekedar menyembunyikan kerapuhan.. 

Laksana segenggam rumput halus yang berbisik dibelai angin, ia lemah, namun tidak mudah patah. 
Ia akan tetap menari meski nanti angin berubah menjadi badai.. 

Dalam keanggunan itu sesungguhnya terdapat kekuatan Ia tidak mudah berubah, akarnya tetap mencengkram menguatkan sang pohon yang menaunginya. 

Ia bukan rumput yang hina, Ia adalah wanita yang dimuliakan dalam Islam. 

Segenggam rumput halus, yang butuh pohon untuk ia bersandar.

Minggu, 01 April 2012

♥ TERIMALAH AKU APA ADANYA ♥  


Wahai Calon Jodohku ...

Bila kamu jatuh cinta
Dan Allah menautkan hatimu untukku
Ku sambut hatimu dengan terbuka
inilah aku!
Seorang yang biasa
Tidak begitu istimewa
Maka….
Jika kamu ridha padaku
Terimalah aku apa adanya

Wahai Calon Jodohku ...
Bila suatu saat
Engkau menemukan aku dengan segala kelebihan dan kekuranganku
Smoga…..
Tidak membuatmu berubah padaku
Mengurangi perhatianmu
Mengurangi cinta dan sayangmu
Bila kamu ridha padaku
Maka….
Terimalah aku apa adanya

Wahai Calon Jodohku ...
Bila Allah telah memilihku untukmu
Dan memilihmu untukku
Smoga….
Kita bisa memadukan hati dan perasaan kita
Semata-mata karena-Nya
Saling mengingatkan
Saling mengayomi
Saling menguatkan
Demi terwujudnya mahligai cinta yang sakinah,mawadah,warahmah
Dan jika kau temukan ketidakmampuanku
Atas keilmuan yang sedikit
Maka….
Terimalah aku apa adanya
Mari kita sama-sama belajar tentangnya

Wahai Calon Jodohku ...
Bila Engkau telah ridha padaku
Smoga Allah pun ridha padamu
Oleh karena-Nya
Smoga kita tidak lantas lalai tuk slalu bersyukur

Wahai Calon Jodohku ...
Aku mencintaimu karna agama yang ada padamu
Bila kau hilangkan agama pada dirimu
Maka…..
Hilanglah cintaku padamu

Wahai Calon Jodohku ...
Inilah aku!
Inilah kekuranganku!
Inilah kelebihanku!
Inilah aku yang tak sempurna
Maka….
Terimalah aku apa adanya


Kamis, 29 Maret 2012




IMPLEMENTASI IMAN DAN TAKWA DALAM KEHIDUPAN MODERN


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.            Latar Belakang
Kita diciptakan di dunia ini untuk satu hikmah yang agung dan bukan hanya untuk bersenang-senang dan bermain-main. Tujuan dan himah penciptaan ini telah dijelaskan dalam firman Allah:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُونِ مَآأُرِيدُ مِنْهُم مِّن رِّزْقٍ وَمَآ أُرِيدُ أَن يُطْعِمُونِ إِنَّ اللهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُ
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak menghendaki rezki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya memberi Aku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezki Yang Mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS. 51:56-58)
Allah telah menjelaskan dalam ayat-ayat ini bahwa tujuan asasi dari penciptaan manusia adalah ibadah kepadaNya saja tanpa berbuat syirik. Sehingga Allah pun menjelaskan salahnya dugaan dan keyakinan sekelompok manusia yang belum mengetahui hikmah tersebut dengan menyakini mereka diciptakan tanpa satu tujuan tertentu dalam firmanNya :
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لاَ تُرْجَعُونَ
Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami. (QS. 23:115)
Ayat yang mulia ini menjelaskan bahwa manusia tidak diciptakan secara main-main saja, namun diciptakan untuk satu hikmah. Allah tidak menjadikan manusia hanya untuk makan, minum dan bersenang-senang dengan perhiasan dunia, serta tidak dimintai pertanggung jawaban atas semua prilakunya didunia ini. Tentu saja jawabannya adalah kita semua diciptakan untuk satu himah dan tujuan yang agung dan dibebani perintah dan larangan, kewajiban dan pengharaman, untuk kemudian dibalas dengan pahala atas kebaikan dan disiksa atas keburukan (yang dia amalkan) serta (mendapatkan) syurga atau neraka.
Demikianlah seorang manusia yang ingin sukses harus dapat bersikap profesional dan proforsonal dalam mencapai tujuan tersebut, sebab sesungguhnya tujuan akhir seorang manusia adalah mewujudkan peribadatan kepada Allah dengan iman dan taqwa. Oleh karena itu orang yang paling sukses dan paling mulia disisi Allah adalah yang paling taqwa, sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah:
                                                          إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. 49:13)
Namun untuk mencapai kemulian tersebut membutuhkan dua hal :
a)      I’tishom bihablillah. Hal ini dengan komitmen terhadap syariat Allah dan berusaha merealisasikannya dalam semua sisi kehidupan kita. Sehingga dengan ini kita selamat dari kesesatan. Namun hal inipun tidak cukup tanpa perkara yang berikutnya, yaitu;
b)      I’tishom billah. Hal ini diwujudkan dalam tawakal dan berserah diri serta memohon pertolongan kepada Allah dari seluruh rintangan dan halangan mewujudkan yang pertama tersebut. Sehingga dengannya kita selamat dari rintangan mengamalkannya.
Sebab seorang bila ingin mencapai satu tujuan tertentu, pasti membutuhkan dua hal, pertama, pengetahuan tentang tujuan tersebut dan bagaimana cara mencapainya dan kedua, selamat dari rintangan yang menghalangi terwujudnya tujuan tersebut.
Imam Ibnu Al Qayyim menyatakan: Poros kebahagian duniawi dan ukhrowi ada pada I’tishom billahi dan I’tishom bihablillah dan tidak ada kesuksesan kecuali bagi orang yang komitmen dengan dua hal ini. Sedangkan I’tishom bi hablillah melindungi seseorang dari kesesatan dan I’tishom billahi melindungi seseorang dari kehancuran. Sebab orang yang berjalan mencapai (keridhoan) Allah seperti seorang yang berjalan diatas satu jalanan menuju tujuannya. Ia pasti membutuhkan petunjuk jalan dan selamat dalam perjalanan, sehingga tidak mencapai tujuan tersebut kecuali setelah memiliki dua hal ini.

Dalil (petunjuk) menjadi penjamin perlindungan dari kesesatan dan menunjukinya kejalan (yang benar) dan persiapan, kekuatan dan senjata menjadi alat keselamatan dari para perampok dan halangan perjalanan. I’tishom bi hablillah memberikan hidayah petunjuk dan mengikuti dalil sedang I’tishom billah memberikan kesiapan, kekuatan dan senjata yang menjadi penyebab keselamatannya di perjalanan.
Oleh karena itu hendaknya kita menekuni bidang kita masing-masing sehingga menjadi ahlinya tanpa meninggalkan upaya mengenal, mengetahui dan mengamalkan ajaran islam yang merupakan satu kewajiban pokok setiap muslim. Agar dapat mencapai tujuan penciptaan tersebut dengan menjadikan keahlian dan kemampuan kita sebagai sarana ibadah dan peningkatan iman dan takwa kita semua.
Tentu saja hal ini menuntut kita untuk dapat mengambil faedah dan pengetahuan tantang syariat sebagai wujud syukur kita atas nikmat yang Allah anugerahkan. Semua itu agar mereka mengakui bahwa mereka adalah makhluk yang tunduk dan diatur dan mereka memiliki Rabb yang maha pencipta dan maha mengatur mereka.
1.2.            Rumusan Masalah
Berdasarkan apa yang dikemukakan dalam latar belakang maka penulis menarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :
  1. Apa masalah-masalah manusia dalam kehidupan modern berdasarkan pandangan Islam ?
  2. Bagaimanakah peran iman dan takwa dalam menjawab masalah dan tantangan kehidupan modern ?
1.3.            Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk mempelajari dan mengetahui apa yang menjadi dasar dari pengimplementasian iman dan takwa dalam kehidupan modern dan era globalisasi sekarang.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.      Pengertian Iman dan Takwa
Apa arti Takwa? Kalimat takwa diambil dari rumpun kata wiqayah artinya memelihara. memelihara hubungan yang baik dengan tuhan. memelihara diri jangan sampai terpesorok kepada suatu perbuatan yang tidak diridhaikan oleh tuhan. Memeliharan segala perintahnya supaya dapat dijalalkan. Memelihara kaki jangan terpesorok ke tempat yang lumpur atau berduri. Sebab pernah ditanyakan orang kepada Rasulullah saw, Abu Hurairah ra, apa erti takwa? Beliau berkata: Pernahkah engaku bertemu jalan yang banyak duri dan bagaimana tindakan mu waktu itu? Orang itu menjawab:- Apabila aku melihat duri, aku mengelak ke tempat yang tidak ada duri atau aku melangkahi atau aku mundur. Abu Hurairah menjawab:- Itulah dia takwa! (riwayat Dari Ibnu Abid Dunya).
Takwa adalah adalah perlaksanaan dari iman dan amal shalih. Mestipun di satu-satu waktu ada juga diartikan dengan takut, tetapi terjadi yang demikian ialah pada susunan ayat yang cenderung kepada arti yang terbatas itu saja. Padahal arti takwa lebih mengumpul akan banyak hal. bahkan dalam takwa terdapat juga berani! Memelihara hubungan dengan tuhan, bukan saja kerana takut, tetapi lebih lagi kerana ada kesadaran diri, sebagai hamba. Lalu diterangkan sifat atau tanda-tanda dari orang yang bertakwa itu, yang kita dapat menilik diri kita sendiri supaya memeunhinya dengan sifat-sifat itu.
Mereka yang percaya kepada yang ghaib, dan mereka yang mendirikan sembahyang, dan dari apa yang kami anugerahkan kepada mereka, mereka dermakan. Percaya kepada yang ghaib. Yang ghaib ialah yang tidak dapat disaksikan oleh pancaindera; tidak nampak oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, iaitu dua pancaindera yang utama dari kelima pancaindera kita. Tetapi dia dapat dirasa adanya oleh akal. Maka yang pertama sekali ialah percaya akan adanya hari kemudian, iaitu kehidupan kekal yang sesudah dibangkit dari maut.
Iman bererti percaya, iaitu iaitu pengakuan hati yang terbukti dengan perbuatan yang diucapkan oleh lidah menjadi keyakinan hidup. Maka iman akan yang ghaib itulah tanda pertama atau syarat pertama dari takwa tadi.
Tersebut di dalam hadis sebuah hadis yang dirawikan oleh Imam Ahmad, ad-darimi, al-Baqawardi dan Ibnu Qani di dalam Majma’ush Shahabah dan ikut juga merawikan oleh Imam Bukhari di dalam Tarikhnya dan At Thabarani dan al-Hakim, mereka meriwayatkan daripada Abi Jumah al-Anshari:-Berkata dia (Abu Jumah al-Anshari):; Aku bertanya: ya Rasullulah saw:- Adakah suatu kaum yang lebih besar pahalanya daripada kami, padahal kami beriman kepada engkau dan kami mengikut akan engaku? Berkatalah beliau: Apalah akan halangannya bagi kamu (buat beriman kepada ku), sedang Rasulullah saw ada dihadapan kamu, dan datang kepada kamu wahyu(langsung) dari langit. Tetapi akan ada lagi suatu kaum yang akan datang sesudah kamu, datang kepada mereka kitab Allah yang ditulis diantara dua luh, maka merekapun beriman kepadaku dan mereka amalkan apa yang tersebut di dalamnya. Mereka itu adalah lebih besar pahalaanya daripada kamu.
Dan dikeluar pula oleh At-Thayalisi, Imam Ahmad dan Bukhari di dalam Tarikhnya, At Thabarani dan al-Hakim, mereka riwayatkan daripada Abu Umamah al_Baihili. Berkata dia (Abu Umamah) berkata Rasulullah saw. Bahagilah bagi siapa yang melihat aku dan beriman kepadaku dan berbahagialah bagi siapa yang beriman , padahal dia tidak melihat aku. Hadis ini dikuatkan lagi oleh yang dirawikan Imam Ahmad. Ibnu Hibban dari Abu Said al-Khudri:- Bahawasanya seorang laki-laki berkata Rasulullah saw. Bahagia bagi siapa yang melihat engkau dan beriman kepada engkau. Beliau pun menjawab: bahagialah bagi siapa yang beriman kepadaku; dan berbahgialah bagi siapa yang beriman kepdaku, padahal dia tidak melihat aku.
Kita tidak melihat wajah belaiu. Bagi kita beliau adalah ghaib. Kita hanya mendengar berita dan sejarah atau bekas-bekas tempat beliau hidup di Makkah, namun bagi setengah orang yang beriman, demikian cintanya kepada Raulullah saw, sehingga dia merasa seakan-akan Rasulullah saw itu tetap hidup, bahkan kadang-kadang titik airmatanya kerana terkenang akan Rasulullah saw dan ingin hendak menjadi ummatnya yang baik dan patuh, ingin mengerjakan sunnahnya dan memberikan segenap hidup untuk melanjutkan agamanya. Maka orang beginipun termasuk orang yang mendalam keimanannya kepada yang ghaib.
Maka keimanan yang ghaib pun turut dengan sendirinya dengan mengerjakan sembahyang.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1.      Pemantapan Iman dan Takwa

Masa depan ditentukan oleh umat yang memiliki kekuatan budaya yang dominan. Generasi pelopor penyumbang dibidang pemikiran (aqliyah), dan pembaruan (inovator), perlu dibentuk di era pembangunan.            
 Keunggulan generasi pelopor akan di ukur ditengah masyarakat dengan pengetahuan dan pemahaman (identifikasi) permasalahan yang dihadapi umat, dengan equalisasi mengarah kepada kaderisasi (patah tumbuh hilang berganti). Keunggulan ini di iringi dengan kemampuan penswadayaan kesempatan-kesempatan. Pentingnya menumbuhkan generasi pelopor menjadi relevansi tuntutan agama dalam menatap kedepan. 
Mantapnya pemahaman agama dan adat budaya (tamaddun) dalam perilaku seharian jadi landasan dasar kaderisasi re-generasi. Usaha kearah pemantapan metodologi pengembangan melalui program pendidikan dan pelatihan, pembinaan keluarga, institusi serta lingkungan mesti sejalin dan sejalan dengan pemantapan Akidah Agama pada generasi mendatang. Political action berkenaan pengamalan ajaran Agama menjadi sumber kekuatan besar menopang proses pembangunan melalui integrasi aktif, dimana umat berperan sebagai subjek dalam pembangunan bangsa itu sendiri. 
Pemberdayaan lembaga adat, agama, perguruan tinggi, untuk meraih keberhasilan, mesti sejalan dengan kelompok umara’ yang adil (kena pada tempatnya).  Pertemuan pendapat ilmuan dan para pengamat melalui dialog, penekanan amanah kepada pemegang kendali ekonomi, menyatukan gerak masyarakat disertai do’a (harapan) sebagai perpaduan usaha, menjadi pekerjaan mendesak meniti pengembangan pembangunan (development).  Peran da’i ilaa Allah aktif menyokong mempertahankan nilai-nilai ruhaniyah sebagai modal dalam menghasilkan yang belum dimiliki. Generasi pelopor (inovator) pembangunan harus dipersiapkan supaya tidak lahir generasi pengguna (konsumptif) yang tidak produktif, yang merupakan benalu bagi bangsa dan negara.

3.2.      Melemahnya Jati Diri
Kelemahan mendasar ditengah perkembangan zaman adalah melemahnya jati diri, dan kurangnya komitmen kepada nilai luhur agama yang menjadi anutan bangsa. Isolasi diri karena tidak berkemampuan menguasai “bahasa dunia” (politik, ekonomi, sosial, budaya, iptek), berujung dengan hilangnya percaya diri. Kurangnya kemampuan dalam penguasaan teknologi dasar yang akan menopang perekonomian bangsa, dipertajam oleh kurangnya minat menuntut ilmu, menjadikan isolasi diri masyarakat bertambah tertutup. Kondisi ini akan menjauhkan peran serta di era-kesejagatan (globalisasi), dan akhirnya membuka peluang menjadi anak jajahan di negeri sendiri.
 Sosialisasi pembinaan jati diri bangsa mesti disejalankan dengan pengokohan lembaga keluarga (extended family), dan peran serta masyarakat pro aktif menjaga kelestarian adat budaya (hidup beradat, di masyarakat Minangkabau adat bersendikan syarak, syarak bersendikan Kitabullah). Setiap generasi yang di lahirkan dalam satu rumpun bangsa wajar tumbuh menjadi kekuatan yang peduli dan pro-aktif menopang pembangunan bangsa.
 Melibatkan generasi muda secara aktif menguatkan jalinan hubungan timbal balik antara masyarakat serumpun di desa dalam tata kehidupan sehari-hari. Aktifitas ini mendorong lahirnya generasi penyumbang yang bertanggung jawab, di samping antisipasi lahirnya generasi lemah.
3.3.      Arus Globalisasi
Menjelang berakhirnya alaf kedua memasuki millenium ketiga, abad dua puluh satu ditemui lonjakan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan pesat. Globalisasi sebenarnya dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau proses menjadikan sesuatu mendunia (universal), baik dalam lingkup maupun aplikasinya. Era globalisasi adalah era perubahan cepat. Dunia akan transparan, terasa sempit seakan tanpa batas.
Hubungan komunikasi, informasi, transportasi menjadikan jarak satu sama lain menjadi dekat, sebagai akibat dari revolusi industri, hasil dari pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Arus globalisasi juga menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern.
Arus kesejagatan (globalisasi) secara dinamik memerlukan penyesuaian kadar agar arus kesejagatan tidak mencabut generasi dari akar budaya bangsanya. Sebaliknya arus kesejagatan mesti di rancang bisa merobah apa yang tidak di kehendaki.
Membiarkan diri terbawa arus deras perubahan sejagat tanpa memperhitungkan jati diri akan menyisakan malapetaka. Globalisasi menyisakan banyak tantangan (sosial, budaya, ekonomi, politik, tatanan, sistim, perebutan kesempatan menyangkut banyak aspek kehidupan kemanusiaan.
Globalisasi juga menjanjikan harapan dan kemajuan. Setiap Muslim harus ‘arif dalam menangkap setiap pergeser­an dan tanda-tanda perubahan zaman. Kejelian dalam menangkap ruh zaman (zeitgeist) mampu men- jaring peluang‑peluang yang ada, sehingga memiliki visi jauh ke depan.
Diantara yang menjanjikan itu adalah pertumbuhan ekonomi yang pesat. Pesatnya pertumbuhan ekonomi menjadi alat untuk menciptakan kemakmuran masyarakat.
Sungguh nikmat yang wajib disyukuri. “Lain syakartum la adzidannakum“. Yang mampu menjaga nikmat Allah (syukur), secara ekonomis dan politis mampu menjaga pertumbuhan ekonomi dan memelihara stabilitas kawasan, maka nikmat itu akan ditambah.
Bila tindakan tidak terpuji menjadi kenyataan, korupsi, kolusi, pemeliharaan lingkungan dilupakan, nikmat akan diubah menjadi bencana seperti krisis moneter (krismon) berkembang menjadi krisis ekonomi (krisek) seterusnya menjadi krisis total (kristal), yang telah melanda kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia sejak tahun 1998.
Namun di kawasan ini masih tersimpan potensi besar, berbentuk natural resource, dengan jumlah populasi penduduk yang besar dan menjanjikan tersedianya human power resources yang tinngi dimasa depan. Apa artinya semua ini? Kita akan menjadi pasar raksasa.
Pertanyaan perlu jawaban segera, “sudahkah kita siap mengha­dapi perubahan zaman yang cepat dan penuh tantangan ini?” Jawabannya segera melaksanakan kewajiban memper­siapkan generasi baru yang siap bersaing dalam era global terse­but dengan memadukan seluruh potensi yang ada.
Karena itu, perlu sekali penjalinan kerja sama lembaga-akademik dengan penggunaan fasilitas akan mendorong penelitian terhadap perubahan yang terjadi dan memberikan petunjuk dalam menggali ekoteknologi yang memiliki kearifan ramah lingkungan.
Konsekwensinya wajib ditanamkan keyakinan bahwa apa yang ada sekarang, sebenarnya menjadi milik generasi mendatang. Generasi kini berkewajiban memelihara secara utuh nilai-warisan yang akan diserahkan secara estafeta kepada generasi pengganti, secara yang lebih baik dan lebih sempurna. Tujuan yang hendak dicapai adalah terwujudnya kesejahteraan dengan adil melalui program pembangunan merata yang perlu disertai prinsip jelas, equiti berkesinambungan, sehingga partisipasi tumbuh dari bawah sehingga setiap individu di dorong maju, aman dan terjamin kesejahteraan.
Perancangan pembangunan arus bawah di hidupkan dengan pendekatan holistik (holistic approach). Sasaran berikut pemantapan jati diri bangsa dan bernegara untuk memperkuat interaksi kesejagatan. Pemberdayaan institusi (lembaga) kemasyarakatan yang ada (adat, agama, perguruan tinggi), dalam meraih keberhasilan, mesti disejalankan dengan kelompok umara’, penguasa yang adil (kena pada tempatnya. Dari sini akan dirasakan spitrit reformasi.  
Mengantisipasi perkembangan kedepan melahirkan keharusan memelihara gerak pertumbuhan dari bawah (bottom-up). Usaha nyata di kembangkan melalui ekonomi keluarga dengan memfungsikan kekuatan ekonomi pasar dimulai dari pedesaan. Yang akan memimpin orang banyak adalah yang bisa berbuat banyak untuk orang banyak itu. 
Ada pula kewajiban untuk membentuk Sumber Daya Umat (SDU) yang bercirikan kebersamaan dengan nilai asas “gotong royong”, berat sepikul ringan sejinjing, atau prinsip ta’awunitas. 
Betapapun krisis tengah melanda Indonesia sebagai bahagian dari kawasan Asia Tenggara, namun sebagai bangsa yang besar semestinya bersikap optimis dengan dorongan semangat besar bahwa bangsa (kawasan) ini akan menjadi pusat kegiatan di masa datang, dalam penguasaan ekonomi ataupun intelektual menghadapi percaturan abad ke duapuluh satu.
Suatu kenyataan selama ini instalasi kekuatan ekonomi terpegang jumlah terkecil (selected minority) dari pelaku ekonomi dan menguasai kebutuhan mayoritas penduduk di pedesaan.
Apabila masyarakat pedesaan dengan kekuatan kecil ini mampu dibangkitkan peran sertanya dalam penguasaan kebutuhan primer terbesar masyarakat, maka adalah suatu keniscayaan semata bangsa ini akan dapat bergerak secara pasti menjadi umat yang di perhitungkan.
Upaya intensif ini semestinya menjadi penggiring Sumber Daya Umat dengan tetap bertumpu kepada science dengan nilai agama dan budaya, dan secara tegas tidak terjatuh kepada sikap-sikap non-science. Tugas ini perlu di emban secara terpadu. 
Kecemasan di tengah perkembangan zaman (era globalisasi) tampilnya generasi yang belum siap memerankan tugas di masa depan. Gejala itu terlihat dari banyaknya generasi bangsa yang terdidik menjadi ikut pengembang prilaku non-science seperti kecenderungan kepada hal-hal yang berbau mistik, paranormal, pedukunan, penguasaan kekuatan jin, budaya lucah, pergaulan bebas, free sex, kecanduan ectacy (XTC), menjadi konsumen setia penanyangan pornografi (VCD,Internet,booklet,majalah), ditengah-tengah berkembangnya iptek. Gejala ini tampil kepermukaan pergaulan dan tidak jarang telah dipermudah oleh kemajuan teknologi informasi dan produk cyber space.
 Kecemasan lain adalah tumbuhnya pemenuhan keinginan non- selektif (mubazir., wasted), peniruan gaya hidup tidak berukuran. Tindakan non-ekonomis ini jangka pendek berdampak menghambat kesiapan menatap masa depan. Kondisi ini terjadi lebih banyak dikarenakan kurangnya interest terhadap agama dan karena mulai meninggalkan puncak-puncak budaya yang diwarisi. Situasi masyarakat yang mulai kehilangan ukuran pantas dan patut, diperberat oleh tindakan para pemimpin formal dan non-formal yang seringkali banyak terpaut pada pengamalan tradisional  dan non-science tersebut.
Problematika sosial dan prilaku ini hanya bisa diatasi dengan memelihara kemurnian Akidah (paradigma tauhid) agar tidak terjadi pemahaman agama yang campur aduk, dan tidak pula terjerumus kepada pengamalan kehidupan materialis yang berakhir dengan hedonistik. 
Kecemasan lain ada sebahagian generasi yang bangkit kurang menyadari tempat berpijak. Pada kawasan yang tengah berkembang memang lazim ditemui pemeranan kolektivitas lebih mengedepan daripada aktivitas individu. Solusinya dapat diatasi dengan menyatukan gerak langkah tetap memelihara sikap harmonis guna menghindari eksploitasi dalam hubungan bermasyarakat. Implementasi konsep aktual sangat penting dikembangkan melalui research untuk membentuk kondisi.
Masalah-masalah manusia dalam kehidupan modern adalah munculnya dampak negatif (residu), mulai dari berbagai penemuan teknologi yang berdampak terjadinya pencemaran lingkungan, rusaknya habitat hewan maupun tumbuhan, munculnya beberapa penyakit, sehingga belum lagi dalam peningkatan yang makro yaitu berlobangnya lapisan ozon dan penasan global akibat akibat rumah kaca.
Tidakkah kita belajar dari pohon, daun yang gugur karena sudah tua apakah tidak menjadikan residu yang merugikan tetapi justru bermanfaat bagi kesuburan pohon itu sendiri, ini menyiratkan perlunya teknologi yang ramah lingkungan dan meminimalisasi dampak lingkungan yang di timbulkannya. manusia juga tidak melihat di dalam kegelapan seperti kelelawar, namun akal manusia yang dapat menciptakan lampu, untuk mengatasi kelemahan itu.
Manusia tidak mampu lari seperti kuda dan mengangkat benda-benda berat seperti sekuat gajah, namun akal manusia telah menciptakan alat yang melebihi kecepatan kuda dan sekuat gajah. Kelebihi manusia dengan mahkluk lain adalah dari Akalnya. Sedangkan dalam bidang ekonomi kapitalisme-kapitalisme yang telah melahirkan manusia yang konsumtif, meterialistik dan ekspoloitatif. 
3.4.      Paradigma Tauhid
Paradigma tauhid, laa ilaaha illa Allah, mencetak manusia menjadi ‘abid, hamba yang mengabdi kepada Allah dalam arti luas,  berkemampuan melaksanakan ajaran syar’iy mengikuti perintah Allah dan sunnah Rasul Allah, untuk menjadi manusia mandiri (self help), sesuai dengan eksistensi manusia itu di jadikan.
 Manusia pengabdi (‘abid) adalah manusia yang tumbuh dengan Akidah Islamiah yang kokoh. Akidah Islamiah merupakan sendi fundamental dari dinul Islam, dan titik dasar paling awal untuk menjadikan seorang muslim. 

Akidah adalah keyakinan bulat tanpa ragu, tidak sumbing dengan kebimbangan, membentuk manusia dengan watak patuh dan ketaatan yang menjadi bukti penyerahan total kepada Allah. Akidah menuntun hati manusia kepada pembenaran  kekuasaan Allah secara absolut. Tuntunan Akidah membimbing hati manusia merasakan nikmat rasa aman dan tentram dalam mencapai Nafsul Mutmainnah dengan segala sifat-sifat utama.

Manusia berjiwa bersih (muthmainnah) selalu memenuhi janjinya terhadap Allah (Yang Maha Menjadikan), dan tidak pernah merusak perjanjian dengan Allah dalam melaksanakan semua perintah Allah secara konsekwen, serta berupaya membina diri untuk tidak mencampurkan iman dengan kedzaliman (syirik). Konsistensi istiqamah adalah sikap yang tidak mencampur-baur keimanan dan kemusyrikan dalam mengamalkan syari’at Islam secara tidak terputus ibarat akar dengan pohonnya.
          Karena itu, sangat mustahil bagi muslim untuk hidup dengan tidak memiliki iman (Akidah) secara benar. Hakikinya tanpa Akidah tidak ada artinya seorang muslim. Akidah Islamiah ialah Iman kepada Allah dengan mengakui eksistensiNya (wujudNya). Akidah adalah landasan utama (dasar) Dinul Islam yang bersifat Abadi dan Universal (tidak berubah sepanjang masa).
 Konsekwensi misi risalah, menempatkan Allah pada titik Centris atau pusat dari segala-galanya, mewajibkan semua makhluk untuk menempatkan kepatuhan, mono loyalitas kepada Allah semata.
Dengan paradigma tauhid secara mudah dapat dipahami posisi ibadah dalam spirit penghambaan kepada Allah bukan dalam pengertian sempit semata-mata tetapi secara konsisten penuh keikhlasan melaksanakan semua perintah-perintah Allah tanpa reserve dengan penuh disipilin diri mencari redha Allah.
Sikap tawakkal merupakan konsekwensi dari ikhtiar dan usaha  yang keduanya berjalin berkulindan merupakan mekanisme terpadu dalam kerangka kekuasaan Allah Yang Maha Kuasa dan Agung. Keyakinan tauhid mengajarkan kesadaran mendalam bahwa Allah selalu ada disamping manusia. Karena itu keyakinan iman dan taqwa mampu menepis rasa takut untuk berbuat dan gentar menghadapi resiko hidup.
Apabila Akidah tauhid telah hilang, dapat dipastikan akan lahir prilaku fatalistis dengan hanya menyerah kepada nasib sambil bersikap apatis dan pesimis. Sikap negatif ini adalah virus berbahaya bagi individu pelopor penggerak pembangunan. Keyakinan tauhid secara hakiki menyimpan kekuatan besar berbentuk energi ruhaniah yang mampu mendorong manusia untuk hidup inovatif.
         



BAB IV
PENUTUP

4.1.      Simpulan
Mantapnya pemahaman agama dan adat budaya (tamaddun) dalam perilaku seharian jadi landasan dasar kaderisasi re-generasi. Usaha kearah pemantapan metodologi pengembangan melalui program pendidikan dan pelatihan, pembinaan keluarga, institusi serta lingkungan mesti sejalin dan sejalan dengan pemantapan Akidah Agama pada generasi mendatang. Political action berkenaan pengamalan ajaran Agama menjadi sumber kekuatan besar menopang proses pembangunan melalui integrasi aktif, dimana umat berperan sebagai subjek dalam pembangunan bangsa itu sendiri.
Problematika sosial dan prilaku ini hanya bisa diatasi dengan memelihara kemurnian Akidah (paradigma tauhid) agar tidak terjadi pemahaman agama yang campur aduk, dan tidak pula terjerumus kepada pengamalan kehidupan materialis yang berakhir dengan hedonistik. 

4.2.      Saran
Permasalahan-permasalahan yang ada di era globalisasi sekarang yang banyak menyimpang dari aturan agama khususnya di Indonesia sangat miris sekali. Yang diperlukan sekarang adalah generasi muda yang handal, dengan daya kreatif, inno­vatif, kritis, dinamis, tidak mudah terbawa arus, memahami nilai‑nilai budaya luhur, siap bersaing dalam knowledge based society, punya jati diri yang jelas, memahami dan mengamalkan nilai‑nilai ajaran Islam sebagai kekuatan spritual. Kekuatan yang memberikan motivasi emansipatoris dalam mewujudkan sebuah kemajuan fisik‑material, tanpa harus mengorbankan nilai‑nilai kemanusiaan.





DAFTAR PUSTAKA

-          Muhammad, Yasri Al Sayyid. Kitab Bada’I Al Tafasir Al Jaami’ Litafsir imam Ibni Qayyim Al Jauziyah, terbitan Dar Ibnul Jauzi 1/506-507.